Rabu, 05 November 2014

TRIP PULAU PARI





Hallooo.. JaRiers..
Jalan Riang mau ngadain event seru lagi nih ke Pulau Pari
Tanggal 20 - 21 Desember 2014
Pulau Pari itu salah satu pulau yang paling banyak dikunjungi di Kepulauan Seribu

Berikut Itinerary-nya :

Sabtu, 20 Desember '14
05.30–06.30 -> Meeting Point di Muara Angke (pom bensin)
07.00–09.00 -> Muara Angke – P. Pari
09.00–09.30 -> Tiba di Pelabuhan dan langsung check–in homestay di P. Pari
09.30–11.30 -> Acara bebas ( istirahat atau jalan-jalan keliling pulau naik sepeda )
11.30-12.30 -> SOIMAH (Solat, Istirahat, Makan, Hunting2 Poto)
12.30-13.00 -> Prepare Snor yang bikin keling
13.00–17.00 -> Snor yang bikin keling time. (Kalau cuaca meungkinkan kita snorkeling di 3 spot)
13.00–17.00 -> Hunting Sunset di pulau pari (LIPI)
18.00–20.00 -> Kembali ke homestay (mandi, istirahat solat, makan malam)
20.00–22.00 -> BBQ sambil seru-seruan ala Jalan Riang
22.00–05.30 -> Tidur (begadang jg bole, tp jgn lupa bangun pagi. Sunrise menunggu!)

Minggu, 30 November '14
05.00–06.00 -> Hunting Sunrise di pelabuhan Pulau Pari dan foto-foto ( bagi yang mau )
06.00–07.00 -> Sarapan di homestay
07.00–08.30 -> Explore Pantai Pasir Perawan
08.30–10.00 -> Naik Perahu Pisang
10.00–12.15 -> Kembali ke Penginapan, Mandi, Packing (Disini kita harus on time ya
supaya kebagian tempat dikapal dan ngga ditinggalin :D)
12.15–13.00 -> Berkumpul di Pelabuhan dan persiapan perjalanan kapal
13.00–15.30 -> Pulau Pari – Muara Angke
15.30–16.00 -> Tiba di Muara Angke dan Salam perpisahan, cipika-cipiki
“Tambah Teman Tambah Pengalaman”

*) Itinerary menyesuaikan situasi dan kondisi saat trip (perjalanan)

Budget : Rp. 375.000/pax
Kuota. : 10 - 20 Peserta

Include :
- Kapal Muara Angke-Pulau Pari PP
- Homestay AC di Pulau Pari (Share Room)
- Sewa Kapal
- Makan 3x, BBQ
- Alat Snorkeling
- Sepeda selama di pulau
- Local Guide
- Dokumentasi + camera underwater

Note :
- DP sebesar 200rb bisa dilakukan dari sekarang sampe tanggal 30 November 2014 via transfer
Bank Mandiri 1330012342267 a.n Mutiara Clarisa
- Sertakan bukti transfernya ya, kirim via bbm/WA/email
- Namamu akan ada di list jika sudah transfer DP serta mengirim bukti.
- DP tidak dapat dibatalkan, tetapi bisa dialihkan kepada orang lain.
- Biaya Pelunasan dilakukan 5 hari sebelum keberangkatan yaitu tanggal 15 Desember        2014
- DP dianggap hangus apabila sampe batas waktu pelunasan belum juga melunasi pembayaran. (Harap diinget batas waktu pelunasannya ya )

Senin, 03 November 2014

Itenerary Pendakian Papandayan-Garut



Trip pertama Jalan Riang Tourism Organizer adalah Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dengan ketinggian 2665 mdpl dan dengan jalur pendakian yang relatif mudah, Papandayan cocok bagi kalian yang merasa masih pemula dalam kegiatan naik gunung. Dengan pemandangan dan lanskap kota Garut dan sekitarnya bisa kita nikmati dari ketinggiannya diantara edelweiss dan embun.

-Jum’at
 1. Pukul 20.00 WIB kumpul di pool bus PrimaJasa Cililitan. (meeting point PrimaJasa Bus           Shelter Cililitan).

2 . Pukul 21.00 WIB bus berangkat menuju Garut. (Lama perjalanan ± 5-6 jam).

3. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil kecil dari Garut menuju Camp Pendakian Gunung Papandayan. (Lama perjalanan ± 2 jam)

-Sabtu
 1. Pukul 05.00 WIB (Sholat Subuh, sarapan, persiapan pendakian).

2. Pukul 06.00-10.00 WIB pendakian menuju Pondok Salada (2400 mdpl).

3. Tiba di Pondok Saladah (Kegiatan bebas).

-Minggu
1. Pukul 02.00 WIB bangun untuk persiapan menuju puncak (summit attack).

2. Pukul 03.00 WIB pendakian menuju puncak.

3. Pukul 06.00 WIB tiba di puncak Papandayan (poto-poto, nyemal-nyemil, ngopa-ngopi dan lain lain)

4. Pukul 07.00-09.00 WIB di Tegal Alun (Sarapan)

5. Pukul 09.00-10.00 WIB di Pondok Saladah (Berkemas, beres-beres, persiapan turun)

6. Pukul 11.00-14,00 WIB perjalanan turun ke base camp.

7. Pukul 16.00 WIB naik bus kejakarta dari Garut.

Rabu, 29 Oktober 2014

Karena Setiap Orang Bisa Bertualang




        Delapan atau sembilan tahun yang lalu, untuk pertama kalinya saya berangan-angan untuk melakukan perjalanan petualangan ke gunung. Mendaki bukit dari lembah hingga ke puncak, menyusuri sungai sambil sesekali meminum airnya, bersandar pada rubuhan pohon besar yang lapuk, berjaket tebal dan berkupluk layaknya mausia-manusia gunung, dan menikmati matahari terbit dari puncaknya.

          Semua angan-angan muncul setelah untuk yang ke-3 kalinya saya menonton film GIE karya Riri Riza, dimana Ia menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda idealis yang hobi berpetualang. Ya itu saja sudah cukup menginspirasi bagi saya. Meskipun di tahun-tahun sebelumnya saya pernah menonton beberapa film bergenre petualangan seperti Farther That The Eye Can See hingga Petualangan Sherina, tapi GIE memiliki tempatnya sendiri. Dari film yang sama juga kemudian muncul pertanyaan “bagaimanakah caranya bertualang?” walaupun GIE bukanlah film bergenre petualangan.
Tapi tulisan disini bukan untuk membahas “saya”.

        Beberapa tahun setelahnya banyak produsen-produsen film berkaliber internasional dan nasional memproduksi film-film yang bergenre petualangan, sebut saja In To The Wild yang dirilis tahun 2007 dari buku yang berjudul sama yang ditulis oleh Sean Penn. Kemudian yang begitu fenomenal melecut keinginan banyak orang untuk berpetualang adalah film “5 Cm” yang diadopsi dari novel populer berjudul sama, yang dikarang oleh Donny Dhirgantoro pada tahun 2005, namun baru pada penghujung 2012 akhirnya cerita ini dirilis ke layar lebar. “5 Cm” menceritakan 5 orang sahabat yang gemar melakukan petualangan, hingga akhirnya mereka harus berhadapan dengan “keseruan” petualangan di Mahameru. Ya silakan ditonton saja sendiri.

         Entah bagaimana dan siapa yang mempopulerkan kebiasaan berpindah tempat untuk menikmati perbedaan suasana alam dan budaya dari rumah dengan tempat tujuan. Entah bagaimana pula awalnya kegiatan jalan-jalan kini menjadi budaya bagi masyarakat modern. Jika mau dirunutkan, dan kalaupun saya berhasil menuliskannya, mungkin saya adalah seorang dengan gelar Doctor di bidang Antropologi Wisata dan Revolusi Budaya. Atau mungkin kaum Hippie yang menjadi nenek moyang budaya berpindah tempat hanya untuk sekedar menyesap ganja dan teler.
Bagaimanapun, jalan-jalan, travelling, backpackeran, ngelayab, dolan dan lain-lain kata yang merujuk ke kegiatan berpindah untuk sementara waku dalam waktu yang tidak terlalu lama ke alam tebuka atau kota lainnya dengan terrencana maupun tidak, dengan biaya yang mahal atau murah untuk me-re-kreasi, refreshing, memenuhi libido ingin tahu, “nyobain”, telah mendapatkan tempat khusus di pembukuan pengeluaran masyarakat dewasa ini.  Seperti mandi, walaupun jarang tapi harus.

         Untuk itu kegiatan jalan-jalan tentunya harus diimbangi dengan wawasan dan pengetahuan. Bagaimana memulainya, apa yang harus disiapkan, selain menentukan tujuan dan kegiatan di tempat tujuan. Pengetahuan-pengetahuan dasar tadi perlu dimiliki sebagai aset berharga agar seorang backpackerian bisa total menikmati perjalanannya.

           Secara sadar kami sepenuhnya menyadari bahwa setiap orang bisa bertualang, namun sangat disayangkan jika petualangan dan rekan-rekannya tadi tidak diimbangi dengan travelling knowledge yang mencukupi, hingga pada akhirnya kita kerap membaca artikel-artikel tentang rusaknya tempat wisata, vandalisme, sampah yang berserakan di Ranu Kumbolo dan cerita-cerita minor lainnya. “Karena Setiap Orang Bisa Bertualang”. Ya. Seperti kalimat itu, akhirnya kami memutuskan untuk membuka wadah ini, sebagai sarana belajar dan memperkaya pengalaman dalam jalan-jalan. Berawal dari pengalaman kami pribadi, kami yakin setiap orang bisa bertualang. Pada awalnya kami akan sama dengan para pendahulu kami, hanya saja kami membuat sebuah perbedaan dengan menjadi rekan yang mengajarkan bagaimana cara bertualang yang aman untuk kemudian mendapatkan kenyamanan dan kepuasan. Sambil bermain kita bisa sambil belajar, sambil belajar kita lakukan dengan sambil bermain.

             Kedepannya, dalam berkegiatan bersama kami “Jalan Riang Tourism Organizer”, kalian akan juga kami bekali dengan  travelling knowledge. Dengan harapan kalian bisa melakukannya sendiri ataupun bersama komunitas. Namun dengan syarat, kalian juga harus mengajarkan travelling knowledge tadi kepada yang lainnya, agar tercipta lingkungan wisata dengan para wisatawan yang cerdas, yang tidak hanya menikmati, tapi juga merawati.

             Untuk awalnya kami mengajak bagi siapapun kalian disana yang mau bergabung dan belajar sambil bermain bersama kami, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Pada tanggal 6-8 Desember 2014.

 “Karena Setiap Orang Bisa Bertualang”

Kamis, 16 Oktober 2014

Jalan Riang Trip Organizer

Berawal dari hobi yang kemudian berkembang menjadi sebuah ketertarikan lebih tentang pariwisata nusantara.Betapa tidak, jika kita coba perhatikan tiap akhir pekan di stasiun-stasiun kereta, terminal-terminal bus kota bahkan pelabuhan udara kini disesaki oleh mereka yang menas bihkan dirinya sebagai seorangbackpacker, traveller, dan julukan-julukan yang disematkan bagi mereka yang ber-plesir di akhir pekan.

Kami adalah organisasi yang berangkat dari pengalaman, sebagian waktu kami pun kami lewatkan dan kami nikmati diantara kolong-kolong langit langsung di ketinggian dan dinginnya gunung, bercengkrama dengan karang-karang dan ikan-ikan di kedalaman laut.Berpindah dari kota kekota dengan sebuah rasa percaya bahwa alamakan tetap lestari. Hari ini esok dan seterusnya.

Lahir dari itu semua, kami percaya dan yakin, bahwa kami mampu menjadi rekan bagi siapapun yang ingin juga merasakan dan menikmati keindahan alamini.Dengan pengalaman dan wawasan yang terus kami kembangkan, ini semua akan member pengalaman didalam rasa aman dan kenyamanan yang kami tawarkan. Bagi mereka yang iri dan takut untuk langsung menyentuh dinginnya ketinggian, mereka yang raguu ntuk menyapa gelapnya goa-goa, mereka yang belum tahu bagaimana dan apa yang harus disiapkan untuk sebuah perjalanan petualangan, kami siap menjadi rekanan dalam mengisitawa dan lelah.


Jalan Riang Trip Organizer : Kesenangan yang bertanggungjawab!